Jumat, 28 April 2017

Suka Duka Menggunakan Linux

Setelah cukup lama pake linux kini saya baru berani bercerita kepada teman-teman. Alasannya tidak lain karena kenyamanan yang saya rasakan. Ingat pesan sang guru, berbagi itu indah! :)

Tujuannya ya tak lain biar banyak yang pake juga. Tapi sebelum itu kamu harus tau suka dukanya.

Sebelum kamu scroll ke page bagian bawah untuk mengetahui distro apa yang sekarang saya sarankan atau saya gunakan sekarang, sebaiknya simak terlebih dahulu cerita saya agar kamu tidak menyesal dan hanya sekadar ikut-ikutan. Atau mau intip lalu balik lagi baca juga nggak apa-apa. Hehehe

Pada saat awal menggunakan LINUX saya menggunakan UBUNTU, distro ini sangat populer, banyak penggunanya, banyak juga forumnya. Sehingga kamu bisa bertanya jika mengalami kendala atau kesulitan. Kendala dan mengalami kesulitan, iya benar, ini yang bakal kamu alamin ketika pertama pake Linux. Karena banyak yang terasa asing dari proses penggunaannya. Apalagi kalo kamu biasa pake OS Jendela yang tinggal pake, alias diinstallin sama temen atau tukan konter. Waduh gawat. 

Suka yang pertama, saya bisa menggunakan OS gratis dengan kulitas yang tidak kalah dari OS berbayar. Tidak hanya itu, saya juga terbebas dari tuntutan hukum karena telah menggunakan produk secara ilegal. Wah, menggunakan produk secara ilegal, merugikan orang lain dong? Jelas. Orang lain sudah bersusah payah membuat sebuah produk dengan modal tertentu. Kamu malah menggunakannya tanpa ijin.

Oke..oke.. Jangan kesal duluan. Lagian saya bukan mau menceramahi kok. Hanya mau curhat suka duka yang saya alami.

Oke selanjutnya apalagi. Saya katakan, sudah itu aja. Nggak ada lagi. Serius karena kegundahan dan ganjalan dihati saya hanya itu. Kalo saya ada uang saya mau kok pake OS berbayar itu dan memang nyaman karena sudah biasa.

Tapi, sebenernya masih banyak kenyamanan-kenyamanan lain menggunakan LINUX yang tidak akan kamu dapatkan ketika menggunakan OS lain Tapi biarlah itu kamu alami sendiri. Dan memang sudah banyak orang lain yang membahasnya.

Nah, setelah saya menceritakan sukanya, kini saya akan menceritakan duka nya.

Setelah pertama kali install, saya tidak bisa memutar lagu. Maklum saya install di kosan yang nggak ada wifi atau internet unlimited. Saat itu saya pake Ubuntu. Dan setelah saya cari tahu ada sebuah pajet installan penting yang saya lupakan. Yaitu codec multimedia. Tapi ini segera teratasi setelah balik lagi online dan menginstallnya. Saran saya kamu searching keyword ini "99 hal yang harus dilakukan setelah install Linux" atau klik link dari agan ini....

Done! Masalah kamu selesai. Tapi... ternyata setelah beberapa hari pake saya mengalami kendala lain. Singkat cerita pada waktu itu saya hendak ngprint file tugas. Dan setibanya di tukang print-an, file tugas saya nggak bisa dibuka. Ternyata oh ternyata saya menyimpannya dalam format .odx yang tak lain adalah ekstensi file word dari Libre Office. Waktu itu saya lupa menyimpannya dalam file .docx. Kebayang kan, mana tugas mau dikumpulin, bentar lagi masuk kelas.

Oke, cerita duka diatas pure kekurang telitian saya. Bukan karena kelemahan Linux. Hehe. Tapi saya mengalami kendala lain. Masih seputar office. Waktu itu saya ngerjain tugas kelompok. Yaitu nerjemahin jurnal international. Tugasnya dibagi-bagi ke berapa orang. Oke, saya kerjain. Selesai saya kumpulin. Esoknya saya nerima komplen dari teman yang kebagian mengkompile atau menggabungkan tugas di kelompok saya. Table, paraghrap. Semuanya tidak kompatibel alias layoutnya jd acak-acakan lagi. Waduh gaswat. Solusi untuk masalah ini akan saya bahas di artikel berikutnya ya.

Tapi kini semuanya ada solusinya. Cerita diatas hanyalah ringkasan dari pengalaman saya bolak-balik dari Linux ---> Windows ---> Linux lagi ---> Pindah lagi sampe akhirnya, sekarang saya betah dan nulis artikel ini.

Oh iya, sekarang saya pake Elementary OS, masih turunan Ubuntu tapi lebih simpel dan sederhana. Tapi tidak terlalu sederhana. Yang terlalu-terlalu itu nggak baik ya. Hehehe
OS ini akan saya review juga di artikel berikutnya. Waaadaw banyak janji nih. Wkwkwk.

Biar nggak penasaran saya kasih nih penampakannya.

Logo (sumber: google.com/search)

Home Screen
File Manager

Jangan lupa kasih komen ya :D
Share:

Senin, 24 April 2017

Intro - Kenapa Saya Harus Menjadi Seorang Programmer

Intro - Kenapa Saya Harus Menjadi Seorang Programmer?

Mudah-mudahan ini menjadi pelepas dahaga bagi yang masih galau memilih pekerjaan ini. Ya, menjadi seorang programmer.

Tulisan ini bukan untuk menggurui, tapi hanya berisi curhatan seorang lelaki yang sudah berkali-kali balikan atau gonta-ganti mainan. Bagi kamu yang nggak mau denger curhatan sebaiknya jangan lanjutkan membaca tulisan ini. Tapi kalo kamu pengen dapat manfaat dan menguatkan niat. Monggo!

Untuk sukses dalam sebuah pekerjaan, kamu harus menyukai pekerjaannya. Atau kalo mau yang ekstrem kamu kerjakan saja hal yang kamu senangi. Saya rasa ini adalah pepatah yang sangat umum dan sering temen-temen denger. Tapi jarang sekali orang yang menggali dan mengamalkan kandungan dari pepatah ini.

Oke, sampe disini masih mau lanjut baca?

Kenapa saya bilang harus menyukai pekerjaanatau mengerjakan hal yang disukai? Nah, terkait hal ini saya teringat nasihat orangtua tentang tekun. "Nah, belajarlah yang tekun biar kamu jadi orang sukses." Apa kata kuncinya? "TEKUN"

Apa hubungannya dengan programmer?
Oh iya sebelum lanjut baca, saya mau ngasih tau kalo tulisan ini hanya saya khususkan buat kamu yang masih baru atau istilahnya NEWBIE. Tapi buat yg ud expert juga nggak papa kalo mau lanjut baca dan ngasih wejangan juga. Jadi woles aja ya saya juga masih newbie. Happy sharing aja.

Oke balik lagi. Perlu temen-temen tahu, yang namanya baru memulai pasti banyak rintangan dan halangan. Ibarat mau naek gunung.

"tampak indah dan menggoda untuk disamperin, padahal pas ud didaki, nanjaknya ampuuun. eh tapi, pas ud dipuncak. adem tenan."

Disini yang temen-temen butuhkan adalah TEKUN alias konsisten dan tangguh.

Analoginya kaya gini aja. Temen-temen masuk kampus ternama dan memilih sebuah jurusan. Rugi banget kalo nggak TEKUN. Sudah bayar mahal, belajarnya malah asal-asalan. Berapa juta Rp yang sudah dikorbankan, belum lagi 4 tahun yang harus temen-temen lewati.

Begitupun menjadi programmer. Ini adalah pilihan hidup. Yang akan kamu jalanin kedepannya. Jangan sia-siakan waktu berharga hanya karena tergiur dengan penghasilan para master. Ingat kita masih belajar (banyak banget). Perhitungkan Opportunity Cost yang bakal temen-temen ambil.

Saran saya buat alasan yang memuat 5W 1Hnya, kenapa temen-temen memilih jalan ini. Supaya diperjalanan punya tameng buat menghadang godaan setan! Wkwkwk

Atau kalo mau simpel, coba bener-bener tekunin 3 bulan full nonstop buat belajar programmer. Apa yang kamu rasakan? Lanjut atau menyerah? Ini saran dari temen saya yang ud jago, dan sarannya saya rasa keren!

Semoga bermanfaat :)

Dipati Ukur, Bandung
25 April 2017

Share:
Copyright © 2017 PanduanCoder. All rights reserved. Privacy. Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts